Wahai Cinta, engkau telah membuatku lemah tak berdaya
Bagiku engkau adalah keindahan yang membuatku tak bisa memejamkan  mata….
Engkaulah yang masuk kedalam kalbuku dan membuatku menjadi  tawanannya..
Cinta datang laksana air yang menetes dan jatuh diatas bebatuan ,  hingga batu itu akan terkikis bersama sang waktu …berserak bagai pecahan  bintang…
Ia bagai ilham dari langit yang menerobos dan bersemayam dalam jiwa  Mahadewa dan Mahadewi lalu masuk kesanubari tanpa di undang..
Begitulah cinta yang kau bawa kepadaku , Dan kini hatiku telah hancur  binasa….karena menahan rindu yang tertahan…
Tapi yakinilah, tali kasih yang telah terukir kuat dalam jiwa, tak  bisa dipisahkan oleh rentang waktu dan jarak
Cinta telah memberikan kekuatan untukku dapat bertahan…sekalipun aku  tahu engkau telah dipingit,…
Jiwaku menjerit kekasih!…memanggil-manggil namamu ..
Duhai kekasih hati!… mawar yang tak kunjung mekar…engkau telah  direnggut dari tanganku…
Kini mimpi-mimpi indah dimalam hari telah berubah menjadi badai yang  memporakporandakan jiwa dan perasaanku..
Jiwaku terguncang !…akal sehatku melayang keudara mengembara mencari  cinta yang hilang…
Dadaku dipenuhi oleh kesedihan yang menyayat , airmata duka terus  menetes dari kelopak jiwa
Aku berkelana untuk mencari pengobat hati, sembari bibirku  melantunkan syair kerinduan..
bukan bibirku yang sedang berkata, namun jiwaku yang sedang terluka  berbicara pada setiap mata-mata hati..
Disaat kerinduan telah memuncak…dengan seribu sayap, jiwaku terbang  menuju pintu -rumah jiwanya..
sesampainya dipintu itu, aku menciumi dindingnya dengan airmata yang  membasahi pipi…
Bagiku tanpa bertemu denganmu, maka mencium dinding rumahmu pun sudah  cukup bagiku untuk merasakan kebahagiaan..seolah dinding itu adalah  tubuhmu kekasih !..kemudian ku lantunkan syair untuk kekasih jiwaku,  untuk menenangkan jiwanya , tanpa peduli sang kekasih mendengar atau  syair itu tertelan oleh dinding rumah…
Kumulai bersyair :
Tentangmu
Dikeremangan malam ,dibawah temaram cahaya bulan, kulihat engkau
menyapa langit dan bintang
Kau dendangkan lagu-lagu cinta di puri jiwamu, engkau -dan hanya  engkaulah “bayangan semu” yang akrab diantara kehampaanku.
Dalam mimpi-mimpi malamku sering kulihat wujud hidupmu dan  menyaksikan jemari lentik putihmu menari diatas piano.
Atau kulihat dirimu berdiri disenja samar, menatap langit pucat dan  mengubah warnanya dengan mata yang memancarkan indahnya pengetahuan.
Sepasang mata itu telah membangkitkan dan membimbing begitu banyak  impian indah dalam diriku.
Aku tak bisa menghitung berapa kali aku putus asa mencari jelmaan  lain dari dirimu.
Tiada keindahan yang dapat mewakilkan , kecuali indahnya sajak-sajak  termanis yang tercipta itu, yang bisa dibandingkan dengan keindahanmu.
Engkau laksana cahaya bintang yang terus menyinariku berabad-abad  lamanya,
Takkala bayangan malam telah datang, dirimu hadir membukakan pintu  jiwa- bagi ruhku , sebuah tempat dimana semua keabadian terdiam membisu  dan segala kepalsuan -terkuak warna aslinya.
Tahukah engkau tak ada bintang yang muncul atau lenyap tanpa  sepengetahuanku, dan kulihat dirimu terbaring dalam selubung mawar,
Kau terbaring dalam luka lama yang belum mengering , tanganmu tak  lagi bergerak, kau beku dan pucat
Bagiku saat itu adalah malam gelap tanpa dasar
Jangan pernah menangis lagi “Cinta”-ku….
Tahukah engkau …saat aku melihat bintang itu- aku melihat diriku ada  dalam dirimu,dan dukamu juga cerminan dukaku…
Lihatlah kedalam mataku , kau akan melihat betapa berartinya  dirimu…..
Lihatlah hatimu dan lihatlah jiwamu -dan saat kau temukan diriku  disana- kau tak perlu mencarinya lagi, sebab aku akan salalu ada dibalik  setiap bayang.
Lihatlah kedalam hatiku kan kau temukan tak ada yang kusembunyikan,  ambilah jiwaku kan kuberikan segalanya untukmu.
 
 

No comments:
Post a Comment